Perbedaan Drop Ceiling dan Up Ceiling

Mengintip Perbedaan Drop Ceiling dan Up Ceiling

Perbedaan Drop Ceiling dan Up Ceiling – Setiap komponen yang hendak diterapkan pada sebuah hunian tentunya harus dipeerhatikan dengan sangat cermat. Begitu pun dengan penggunaan plafon, karena fungsi utamanya sebagai penutup struktur rangka atap.

Dengan adanya plafon, maka suhu di dalam ruangan rumah tidak akan terlalu terasa panas dan juga tidak terlalu dingin. Material plafon itu sendiri ada banyak sekali jenisnya.

Tak hanya berbeda dari segi material, bahkan plafon juga akan dibedakan brdasarkan bentuknya. Ya, seperti model drop ceilling dan up ceiling. Lantas, apa yang membedakannya?

Nah, untuk mengetahui lebih jelasnya lagi mengenai perbedaan drop ceiling dan up ceiling, mari kita simak saja langsung ulasannya di bawah ini.

Mengenal Plafon Up Ceiling

Plafon Up Ceiling merupakan satu tipe model plafon yang mana kebanyakan permukaannya cenderung terangkat ke atas. Pada umumnya, model plafon yang satu ini kerap diaplikasikan untuk menghasilkan kesan yang lebih luas dalam ruangan.

Mengenal Plafon Up Ceiling

Tak hanya itu, bentuk plafon Up Ceiling juga bisa dibuat lebih menarik lagi dengan menambahkan elemen pencahayaan baik secara langsung maupun tidak langsung. Ya, pencahayaan tersebut berupa lampu downlight LED yang ditanam atau disembunyikan pada permukaan plafon yang lebih rendah, sehingga cahaya tersebut akan memantul lebih lembut.

Baca Juga : 8 Jenis Plafon Terbaik Untuk Rumah Minimalis

Pengertian Plafon Drop Ceiling

Sesuai dengan namanya, yang mana plafon Drop Ceiling ini adalah kebalikan dari tipe plafon drop ceiling. Jika dilihat dari bawah, biasanya plafon Drop Ceiling akan menampilkan permukaan bidang yang sebagian besarnya tampak turun.

Pengertian Plafon Drop Ceiling

Adapun mengenai jarak bidang akan diturunkan yang sesuai dengan kebutuhan, yakni sekitar 15 sampai 20 cm. Saat hendak menggunakan plafon Drop Ceiling, tentu saja kita harus mempertimbangkan soal biaya pemasangannya.

Menurut para ahli bangunan, menyebutkan bahwa biaya pemasangan plafon Drop Ceiling lebih besar 30% – 40% dari pemasangan plafon datar biasa. Hal itu bukan tanpa alasan, karena dalam proses pembuatan plafon Drop Ceiling in memang lebih rumit.

Setelah mengetahui perbedaan antara plafon Drop Ceiling dengan up ceiling, mari kita lanjutkan ke pembahasan berikutnya mengenai jenis-jenis material plafon.

Jenis-jenis Material Terbaik Untuk Plafon Drop & Up Ceiling

1. Plafon Kayu Solid

jenis Plafon Kayu Solid

Plafon Kayu Solid ini juga sering disebut dengan istilah Lumberceiling wood (lambersering kayu), yang mana materialnya terbuat dari bahan kayu asli tanpa campuran bahan asing. Mengingat bahan utamanya adalah kayu asli, secara otomatis tingkat kekuatan pada plafon ini sudah tidak perlu diragukan lagi.

Tak hanya kuat dan kokoh, bahkan Plafon Kayu Solid juga dapat menghadirkan kesan yang lebih mewah, elegan, dan natural. Itu sebabnya, mengapa Plafon Kayu Solid kerap diaplikasikan pada hunian kelas menengah ke atas.

Akan tetapi, tingkat kekuatan dan keindahan Plafon Kayu Solid ini tergantung pada jenis kayu yang digunakan. Ya, sebab pada masing-masing jenis kayu mempunyai spesifikasi yang berbeda-beda.

Baca selengkapnya: Review Harga Plafon Kayu Lambersering Plus Jasa Pasang 2022

2. Plafon Triplek

jenis Plafon Triplek

Material triplek terbuat dari bahan kayu yang sudah dikupas dan bukan jenis papan solid (kayu utuh). Itu sebabnya, maka tak heran jika plafon triplek selalu dijadikan alternatif pengganti plafon kayu yang harganya jauh lebih mahal.

Meski sama-sama berbahan kayu, namun tingkat keindahan dan tingkat kekuatan plafon triplek tentunya jauh dibawah plafon kayu solid. Kendati demikian, memiliki beragam keunggulan. Ya, salah satunya adalah berbobot ringan sehingga dapat memudahkan proses pengangkatan dan pemasangan

Tak hanya  itu, plafon triplek juga menawarkan harga yang relatif murah serta muudah dijumpai dipasaran. Bahkan, ukuran ketebalan triplek tersedia kedalam banyak pilihan sehingga bisa kita pilih sesuai kebutuhan.

  • Dibalik keunggulannya, terdapat juga beragam kekurangan dari plafon triplek yang harus kamu ketahui seperti berikut:
  • Tidak tahan terhadap air dan kelembapan
  • Rawan terhadap seragan rayap dan jamur
  • Hasil pemasangan yang rapi sangat sulit didapat
  • Membutuhkan perawatan yang rutin

3. Plafon Gypsum

jenis Plafon Gypsum

Selain triplek, gypsum juga merupakan salah satu jenis material plafon yang paling umum digunakan di Indonesia. Adapun daya tarik pada plafon gypsum yang tidak dimiliki oleh jenis plafon lain, yakni mengusung tekstur halus dan benar-benar rata.

Keunggulan Plafon Gypsum:

  • Proses pemasangan yang sangat mudah
  • Pengerjaan yang lebih rapi, halus, dan tidak membutuhkan nat (sambungan)
  • Bentuk plafon gypsum bisa disesuaikan dengan beragam desain dan warna
  • Mudah dijumpai dipasaran

Kekurangan Plafon Gypsum:

  • Plafon gypsum tidak akan tahan terhadap kelembapan 
  • Plafon gypsum juga mudah rusak saat terkena air
  • Daya tahan plafon gypsum terbilang pendek, yakni sekitar 3 – 5 tahun.

4. Plafon Kalsiboard

jenis Plafon Kalsiboard

Kalsiboard merupakan sebuah produk yang berupa lembaran papan menyerupai triplek. Adapun material kalsiboard yang terbuat dari bahan pasir silika dengan campuran semen dan selulosa. Semua bahan-bahan tersebut akan diproses dalam suhu bertekanan tinggi, sehingga terciptalah lembaran papan bertekstur padat.

Untuk tampilan fisiknya, sekilas kalsiboard ini memang sangat mirip dengan gypsum. Begitu pun dengan fungsinya, yang mana kalsiboard kerap diaplikasikan untuk pelapis dinding dan plafon rumah. Harga kalsiboard dipasaran sangatlah bervariasi, karena akan dibedakan berdasarkan ukuran lebar dan ketebalannya.

Artikel Terkait : Mengenal Macam-macam Jenis Kalsiboard Untuk Plafon & Dinding

5. Plafon GRC

jenis Plafon GRC

Memang tidak bisa dipungkiri lagi bahwa GRC menjadi salah satu jenis material bangunan terbaru yang saat ini sedang banyak digandrungi dalam bidang konstruksi. Biasanya GRC kerap diaplikasikan untuk kebutuhan, plafon, lisplang, panel dinding, lubang angin, dan masih banyak lagi.

Adapun istilah yang merupakan singkatan dari Glass Reinforced Concrete atau biasa disebut juga dengan Glass Fibre Reinforced Concrete. Komposisi material GRC terdiri dari beragam jenis bahan berbeda, seperti serat kaca berdaya tahan tinggi, lalu dikombinasikan dengan campuran semen, beton dan sebagainya.

Berbeda dengan beton biasa, yang mana material GRC mempunyai fitur dan identitas fisik serta kimia yang mirip. Kendati demikian, daya tahan dari meterial GRC ini tidak kalah kuatnya dengan beton. Bahkan, material GRC lebih mudah diaplikasikan yang sesuai jenis kaca dekoratif.

6. Plafon PVC

jenis Plafon PVC

Istilah PVC adalah singkatan dari Polyvynil Chloride, yang berupa material thermoplastic dengan tekstur fleksibel. Biasanya bahan PVC sering digunakan sebagai bahan baku untuk produk pipa air atau paralon. Meski bahan PVC ini bersifat fleksibel alias lentur, namun ia sudah terbukti kuat dan tidak mudah pecah. 

Bahkan yang lebih hebatnya lagi, plafon PVC juga tahan terhadap korosi maupun serangan rayap lho. Apalagi dengan bobotnya yang jauh lebih ringan, sehingga akan memudahkan saat proses pemasangan.   

Artikel Serupa : Review Harga Lis Plafon PVC Terbaru

Nah, seperti itulah perbedaan antara plafon drop ceiling dengan up ceiling beserta jenis materialnya, sehingga bisa kamu jadikan sebagai bahan pertimbangan sebelum menggunakannya.